I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Isolasi
mikroorganisme mengandung arti proses pengambilan mikroorganisme dari
lingkungannya untuk kemudian ditumbuhkan dalam suatu medium di laboratorium.
Proses isolasi ini menjadi penting dalam mempelajari identifikasi mikrobia, uji
morfologi, fisiologi, dan serologi. Sedangkan pengujian sifat-sifat tersebut di
alam terbuka sangat mustahill untuk dilakukan. Prinsip kerja isolasi bakteri
cukup sederhana yakni dengan menginokulasikan sejumlah kecil bakteri pada suatu
medium tertentu yang dapat menyusung kehidupan bakteria (Pelczar,1986).
Istilah
pertumbuhan umumnya dipergunakan bakteri dan mikroorganisme yang lainnya dan
biasanya lebih mengacu pada perubahan di dalam hasil panen sel dan bukanlah
dilihat. Dari pertambahan jumlah individu mikroorganisme tersebut. Suatu proses
pertumbuhan menyatakan pertambahan jumlah atau massa yang melebihi dari yang
ada di dalam inokulum asalnya (Volk, 1993).
Di dalam
suatu populasi bakteri, tidak semua sel mampu hidup terus. Yang dianggap
sebagai sel hidup ialah sel yang mampu membentuk koloni di dalam agar biak atau
membentuk suspensi dalam larutan biak. Sel-sel yang mampu hidup terus inilah
yang dihitung dengan berbagai metode untuk menetapkan jumlah sel hidup. Pada
jumlah total sel ikut dihitung semua sel yang nampak atau yang dapat dihitung
dengan cara lain, sehingga dengan demikian sel-sel mati dan cacat ikut
dihitung. Cara apapun yang digunakan, jumlah koloni dihitung sesudah inkubasi
(Gaman,1994).
Ada berbagai cara untuk mengisolasi bakteri dalam biakan murni yaitu, cara
pengenceran, cara penuangan, cara penggesekan atau penggoresan, cara
penyebaran, cara pengucilan 1 sel, dan cara inokulasi pada hewan. Masing-masing
mempunyai kelebihan dan kekurangan(Waluyo, 2007).
Untuk metode streak plate misalnya, mikrobia diletakkan dalam pada ujung
plate menggunakan ose,lalu digoreskan pada permukaan medium agar tersebut
dengan pola tertentu yang khas. Ada pula metode pour plate atau penuangan.
Metode ini dapat digunakan untuk penghitungan bakteri secara langsung. Karena
sebelum dituang bakteri tersebut diencerkan terlebih dahulu. Sehingga syarat
penghitungan langsung yaitu dalam 1 media terdapat 30-300 koloni dapat
terpenuhi(Prescott et.al.2008).
Metode pengenceran yaitu dengan mengencerkan misalnya 1 ose bakteri dengan
air. Lalu hasil pengenceran tersebut diencerkan lagi dengan beberapa ketentuan.
Hal ini bertujuan untuk mengurangi konsentrasi bakteri
(Barazandeh,2008).
B. Tujuan
1. Untuk
mengetahui cara melakukan isolasi mikroorganisme dengan berbagai metode melalui
media agar.
2. Dapat
memberikan penjelasan tentang isolasi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Populasi
mikroorganisme yang ada di alam sekitar kita ini sangatlah besar dan cukup kompleks.
Beratus spesies mikroba menguasai setiap bagian tubuh kita seperti mulut,
saluran pencernaan dan kulit. Mereka terdapat dalam jumlah yang cukup besar.
Sebagai contoh, sekali kita bersin dapat menebarkan beribu- ribu
mikroorganisme. Udara, tanah, dan air yang merupakan komponen alam sebagai
tempat tinggal kita juga dihuni oleh beragam mikroorganisme. Jenis
mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, kapang dan sebagainya. Populasi
dari mikroba yang ada di lingkungan ini sangatlah beraneka ragam dan masih
dalam bentuk campuran Oleh karena itu, di dalam penelaahan terhadap suatu
mikroorganisme, selain ditumbuhkan juga perlu dilakukan isolasi. Isolasi
mikroba berarti memisahkan satu jenis mikroba dari biakan campuran menjadi satu
biakan murni (populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk)
Penelitian yang layak mengenai mikroorganisme dalam berbagai habitat ini
memerlukan teknik untuk memisahkan populasi campuran yang rumit ini, atau yang
biasanya dikenal dengan istilah biakan campuran, menjadi spesies yang berbeda-
beda yang dikenal dengan istilah biakan murni, dengan kata lain terdiri dari
beberapa jenis mikroorganisme atau belum murni. Biakan murni ini terdiri dari
satu populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk (Hans, 1996)
Teknik
isolasi mikroba adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba diluar dari
lingkungan alamiahnya. Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air,
tanah, udara, substrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis
mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, jamur, kapang dll. Populasi
mikroba di lingkungan sangan beranekaragam sehingga dalam mengisolasi
diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni tunggal.
Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan
penelitian misalnya untuk mengisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba
yang telah resistem terhadap suatu antibiotik.atau untuk mengetahui mikroba
yang dipakai untuk bioremediasi holokarbon (Ani,2002).
Ø Teknik Pemindahan Biakan
Tujuan dari
pemindahan biakan untuk menguasai teknik pemindahan biakan bakteri dari satu
wadah ke wadah lain, secara aseptik sehingga hanya biakan murni yang diharapkan
yang tumbuh. Hal ini sangat penting dalam tahap awal pekerjaan isolasi mikroba
terutama yang berasal dari stok kultur ( bukan dari substrat). Kegagalan dalam
hal pemindahan biakan dapatmenyebab kankontaminasi dari pertumbuhan mikroba
yang tidak diharapkan.
Pemindahan
bakteri dari medium lama kemedium baru memerlukan banyak ketelitian. Terlebih
dahulu kita harus mengusahakan agar semua alat-alat yang kan digunakan untuk
mengerjakan medium dan pengerjaan inokulasi benar-benar steril. Hal ini untuk
menghindari kontaminasi yaitu masuknya mikroba lain yang tidak diinginkan
sehingga biakkan yang tumbuh di dalam medium adalah benar-benar biakan murni (Dwiyana,
2012).
Ø Teknik Pertumbuhan Mikroorganisme
1.
Teknik Piringan Goresan (Streak plate
method)
Medium agar dicairkan, didinginkan pada suhu 45
C, dituang ke
dalam cawan petri steril (cawan gelas dengan garis tengag tiga inci) dan
dibiarkan sampai menjadi padat. Kemudian dengan kawat gelang menginokulasi yang
penuh dengan biakan campuran (misalnya specimen ludah atau bahan lain), goresan
dilakukan diatas permukaan agar. Ada beberapa metode penggorean yang berbeda,
namun kesemua metode bertujuan untuk meletakkan sebagian besar organism pada
beberapa goresan pertama. Apabila sebaran dilakukan dengan menggerakkan kawat
gelang kian kemari dari satu bagian ke bagian lain. Cawan petri, bakteri yang
tertinggal pada kawat gelang semakin berkurang. Jika dilakukan secara sempurna,
goresan akhir akan meninggalkan bakteri individual cukup terpisah satu sama
lain, sehingga setelah mengalami pertumbuhan, koloni yang berasal dari bakteri
individual akan benar-benar terpisah satu sama lain. Kemudian koloni tunggal
dapat ditinggalkan kemedium steril, dan akan tumbuhlah biakan murni. (Dwiyana,
2011)
2. Metode Tuang (pour-plate method)
Terdiri atas penginokulasian biakan campuran kedalam
tabung uji yang mengandung agar mencair yang telah didinginkan pada suhu 450c.
isinya diaduk untuk memencarkan bakteri keseluruh medium. Campuran itu kemudian
ditungkan kedalam cawan petri steril dan dibiarkan padat pertumbuhan koloni
terjadi baik dalam medium tujuan pada kedua proses ialah untuk memisahkan
bakteri satu sama lain sehingga sel-sel itu akan tumbuh menjadi koloni-koloni
yang terpisah didalam medium yang padat.
Kemudian dapat
diambil sel-sel dari satu koloni untuk mendapatkan biakan murni. Dalam praktek,
sering piringan kedua digores kembali dengan organism yang berasal dari koloni
yang diidolasi untuk menjamin bahwa hasil yang diperoleh adalah biakan murni
(Dwiyana, 2011).
3.
Teknik Sebar (spread plate)
Teknik
isolasi dan mikroba dengan cara menyebarkan mikroba pada permukaan media yang
akan digunakan (Trianda, 2011).
4.
Teknik Pengenceran (dilution method)
Suatu sampel
dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam spesies diencerkan
dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian di
ambil kira- kira 1 mL untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang
ketiga ini diambil 0,1 mL untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan
besar kita akan mendapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam mdium
tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu koloni saja.
Dalam hal yang demikian ini dapat kita jadikan piaraan murni. Jika kita belum
yakin, Bahwa koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang
murni, maka kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini
sebagai sampel (Trianda, 2011)
5. Teknik
Micromanipulator
Mengambil
satu bakteri dengan mikropipet yang ditempatkan dalam mikro manupulator,
kemudian ditempatkan dalam mikromanupulator. Kemudian ditempatkan dalam medium
encer untuk dibiakkan ( Trianda, 2011).
III. ALAT dan
BAHAN
A. Alat
1.
Masker
2.
Sarung
tangan
3.
Bunsen
4.
Jarum ose
5.
Tabung
reaksi
6.
Rak tabung
reaksi
7.
Korek api
8.
Kapas
9.
Semprotan
alkohol
10.
Balon
pengisap
11.
Pipet volume
12.
Cawan petri
13.
Erlemeyer
14.
Inkubator
B. Bahan
1.
Alkohol
2.
Susu
3.
Frutang
4.
Kopi cap
5.
Ale-ale
IV. CARA KERJA
1. Metode Pour
Plate
Masukkan 1 ml sampel cair
Tuang dalam cawan petri
Agar tabung cair
Putar membentuk
anggka 8 sebanyak 5 kali
Tunggu sampai padat
Inkubasi pada suhu
37⁰ C selama 2 × 24 jam
2. Metode
Gores Na Miring
Ambil 1 ose
sampel cair
Gores pada media
agar miring
Inkubasi 2 ×24 jam
3. Metode
Gores Na Cawan/ steak plate
Ambul 1 ose sampel cair
Gores pada media agar cawan
Inkubasi 2 ×24
jam
4. Metode Tusuk (Na Tegak)
Ambil 1 ose sampel cair
Tusukan jarum ke media Na tegak
Inkubasi 2 ×24
jam
V. HASIL
·
Pada Na Tegak ditemukan
a.
Beaded
·
Pada Na Miring tidak ditemukan
·
Pada pour plate ditemukan
Bentuk
|
Elavasi
|
Permukaan
|
Margin
|
Celuler
|
Raised
|
Halus mengkilap
|
Entire
|
Irregular
|
Raised
|
Berkerut
|
Lobate
|
·
Pada streak plate
Bentuk
|
Elavasi
|
Permukaan
|
Margin
|
Celuler
|
Flat
|
Halus mengkilap
|
entire
|
VI. PEMBAHASAN
Percobaan kali ini membahas tentang cara-cara atau teknik yang biasa
digunakan dalam mengisolasi mikroba dari habitat alaminya. Teknik isolasi
mikroorganisme adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba di luar lingkungan
alamiahnya. Pemisahan mikroorganisme dari lingkungannya ini bertujuan untuk
memperoleh biakan bakteri yang sudah tidak bercampur lagi dengan bakteri
lainnya atau yang disebut biakan murni. Di kehidupan normalnya atau di habitat
alamiahnya mikroba sulit ditemukan dalam bentuk koloni sendiri. Mikroba ini
pasti ditemukan dalam bentuk koloni yang hidup bersama-sama dengan koloni
mikroba yang lainnya. Oleh karena itu, pengisolasian ini dilakukan.
A.
Metode Na Tegak dan Na Miring
Medium NA berdasarkan konsistensinya merupakan medium yang berbentuk padat
(solid medium), karena dapat dipadatkan dengan adanya agar, yang dibuat miring
atau tegak. Berdasarkan susunan kimianya, medium ini merupakan medium organik
non-sintetik karena disusun dari bahan-bahan organik dan susunan kimianya belum
ditentukan secara pasti.
Medium NA berfungsi untuk menumbuhkan mikroba atau bakteri pada permukaan
sehingga mudah diisolasi dan diidentifikasi. Medium ini dapat dibuat dalam 2
jenis, yaitu NA miring dan NA tegak. NA miring digunakan untuk membiakkan
mikroba sedangkan NA tegak digunakan untuk menstimulir pertumbuhan bakteri
dalam kondisi kekurangan oksigen. NA digolongkan pula medium umum sebab dapat digunakan untuk menumbuhkan
beberapa jenis bakteri. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatannya adalah:
- Pepton, sebagai
sumber utama nitrogen dan protein bagi mikroba.
- Beef ekstrak, sebagai sumber makanan, sumber karbon organik, nitrogen, vitamin, dan
garam mineral sebagai tempat pertumbuhan mikroba.
- Agar, berfungsi
sebagai pemadat medium.
- Akuades,
sebagai bahan pelarut dan untuk menghomogenkan larutan.
1. Metode Na agar tegak dan agar
miring
Pada percobaan ini digunakan Na tegak
dengan menggunakan sampel kopi. Setelah dilakukan pengerjaan dan di inkubasi
selama 2 x 24 jam, pertumbuhan bakteri pada Na tegak berbentuk beaded.
2. Metode Na Miring
Pada
percobaan ini digunakan Na miring dengan
menggunakan sampel kopi. Setelah dilakukan pengerjaan dan di inkubasi selama 2
x 24 jam, pertumbuhan bakteri pada Na miring tidak ditemukan.
B.
Metode Puor Plate
dan Steak Plate
Metode pour plate, metode ini
dilakukan dengan mengencerkan koloni bakteri lalu dituangkan kedalam cawan
petri baru dtuangkan pula medium agar yang masih cair. Teknik ini akan
menyebabkan mudah timbulnya spreader yaitu koloni yang berbeda saling menumpuk.
Hal ini bisa dihindari dengan membuat koloni tersebut lebih encer lagi,
sehingga pada saat dituang koloni yang ada hanya sedikit dan kemungkinan ada
spreadpun dapat dikurangi. Kekurangan yang lain dari metode ini adalah
kontaminan sulit dibedakan karena semuanya dituang secara homogeny. Hal ini
dapat dihindari dengan selalu bekerja dengan teknik aseptis. Kelebihan dari
metode pour plate adalah tekniknya mudah dilakukan. Dan, karena sampel dikocok
homogen maka bakteri aerob maupun anaerob dimungkinkan dapat hidup.
Metode gores atau streak
plate menggunakan loop ose dan menggoreskannya ke permukaan
medium agar dengan pola tertentu dengan harapan pada ujung goresan, hanya
sel-sel bakteri tunggal yang terlepas dari ose dan menempel ke medium. Sel-sel
bakteri tunggal ini akan membentuk koloni tunggal yang kemudian dapat
dipindahkan ke medium selanjutnya agar didapatkan biakan murni.
3. Metode Pour Plate
Pada
percobaan ini digunakan Metode Pour Plate dengan menggunakan sampel kopi.
Setelah dilakukan pengerjaan dan di inkubasi selama 2 x 24 jam, pertumbuhan
bakteri pada Metode Pour Plate berbentuk Ceculer, elavasinya Raised,
permukaannya halus mengkilap, marginsnya Entire dan berbentuk Iregular,
elavasinya Raised, permukaanya, berkerut, marginsya lobate.
4. Metode Streak Plate
Pada percobaan ini digunakan
Metode streak Plate dengan menggunakan sampel kopi. Setelah dilakukan
pengerjaan dan di inkubasi selama 2 x 24 jam, pertumbuhan bakteri pada Metode
Streak Plate berbentuk Ceculer, elavasinya Flat, permukaannya halus mengkilap,
marginsnya Entire.
VII.
KESIMPULAN
o
Pada Na Tegak ditemukan
Beaded
o
Pada Na Miring tidak ditemukan
o
Pada Pour Plate ditemukan
Bentuk
Cecular
Irregular
Elavasi
Raised
Raised
Permukaan
Halus mengkilap
Berkerut
Margin
Entire
Lobate
o
Pada Streak Plate
Bentuk
Cecular
Elavasi
Flat
Permukaan
Halus mengkilap
Margin
Entire
DAFTAR PUTAKA
Ani Murniati, 2002. Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi.Bogor:
IPB Press.
Barazandeh, N. 2008. Microbiology
Titles. Jerman. Springer-Verlag Berlin Heidelberg Media , pp 9-11
Dwyana Z,. Abdullah. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi.
Universitas Hasanuddin. Makassar
Dwyana Z,. Nurhaedar. 2011. Mikroobiologi Dasar. Universitas
Hasanuddin. Makassar
Gaman, P.M. dan Shernington, K.B.
1994. Ilmu Pangan dan Pengantar Ilmu
Pangan Nutrisi dan Mikrobiologi. Jakarta : UGM-Press
Prescott, L. M, J. P. Harley, dan
D. A. Klein. 2008. Microbiology. 7th Ed. McGraw-Hill Book
Company Inc. USA, p: 113-116
Pelczar, M.J dan E.C.S Chan, 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Terjemahan
R.S.
Hadioetomo dkk. UI Press. Jakarta, hal. 68.
Schagel, Hans G. 1996. Mikrobiologi Umum. Jogja : gajah mada
Trianda. 2011. Inokulasi Mikroba Mkrobiologi. www.Trianda.herisonsurbakti.com. Diakses pada tanggal 22 Maret 2013.
Campalagian
Volk, Wesley A. Dan Margaret F.
Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar.
Erlangga.
Jakarta.
Jakarta.
Waluyo, L. 2007. Mikrobiologi
Umum. UMM Press. Malang, p: 61-67.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar