Jumat, 24 Mei 2013

Isolasi Mikroorganisme




I.PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Isolasi mikroorganisme mengandung arti proses pengambilan mikroorganisme dari lingkungannya untuk kemudian ditumbuhkan dalam suatu medium di laboratorium. Proses isolasi ini menjadi penting dalam mempelajari identifikasi mikrobia, uji morfologi, fisiologi, dan serologi. Sedangkan pengujian sifat-sifat tersebut di alam terbuka sangat mustahill untuk dilakukan. Prinsip kerja isolasi bakteri cukup sederhana yakni dengan menginokulasikan sejumlah kecil bakteri pada suatu medium tertentu yang dapat menyusung kehidupan bakteria (Pelczar,1986).
Istilah pertumbuhan umumnya dipergunakan bakteri dan mikroorganisme yang lainnya dan biasanya lebih mengacu pada perubahan di dalam hasil panen sel dan bukanlah dilihat. Dari pertambahan jumlah individu mikroorganisme tersebut. Suatu proses pertumbuhan menyatakan pertambahan jumlah atau massa yang melebihi dari yang ada di dalam inokulum asalnya (Volk, 1993).
Di dalam suatu populasi bakteri, tidak semua sel mampu hidup terus. Yang dianggap sebagai sel hidup ialah sel yang mampu membentuk koloni di dalam agar biak atau membentuk suspensi dalam larutan biak. Sel-sel yang mampu hidup terus inilah yang dihitung dengan berbagai metode untuk menetapkan jumlah sel hidup. Pada jumlah total sel ikut dihitung semua sel yang nampak atau yang dapat dihitung dengan cara lain, sehingga dengan demikian sel-sel mati dan cacat ikut dihitung. Cara apapun yang digunakan, jumlah koloni dihitung sesudah inkubasi (Gaman,1994).
Ada berbagai cara untuk mengisolasi bakteri dalam biakan murni yaitu, cara pengenceran, cara penuangan, cara penggesekan atau penggoresan, cara penyebaran, cara pengucilan 1 sel, dan cara inokulasi pada hewan. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan(Waluyo, 2007).
Untuk metode streak plate misalnya, mikrobia diletakkan dalam pada ujung plate menggunakan ose,lalu digoreskan pada permukaan medium agar tersebut dengan pola tertentu yang khas. Ada pula metode pour plate atau penuangan. Metode ini dapat digunakan untuk penghitungan bakteri secara langsung. Karena sebelum dituang bakteri tersebut diencerkan terlebih dahulu. Sehingga syarat penghitungan langsung yaitu dalam 1 media terdapat 30-300 koloni dapat terpenuhi(Prescott et.al.2008).

Metode pengenceran yaitu dengan mengencerkan misalnya 1 ose bakteri dengan air. Lalu hasil pengenceran tersebut diencerkan lagi dengan beberapa ketentuan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi konsentrasi bakteri
                (Barazandeh,2008).

B.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui cara melakukan isolasi mikroorganisme dengan berbagai metode melalui media agar.
2.      Dapat memberikan penjelasan tentang isolasi.




















II.  TINJAUAN PUSTAKA

Populasi mikroorganisme yang ada di alam sekitar kita ini sangatlah besar dan cukup kompleks. Beratus spesies mikroba menguasai setiap bagian tubuh kita seperti mulut, saluran pencernaan dan kulit. Mereka terdapat dalam jumlah yang cukup besar. Sebagai contoh, sekali kita bersin dapat menebarkan beribu- ribu mikroorganisme. Udara, tanah, dan air yang merupakan komponen alam sebagai tempat tinggal kita juga dihuni oleh beragam mikroorganisme. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, kapang dan sebagainya. Populasi dari mikroba yang ada di lingkungan ini sangatlah beraneka ragam dan masih dalam bentuk campuran Oleh karena itu, di dalam penelaahan terhadap suatu mikroorganisme, selain ditumbuhkan juga perlu dilakukan isolasi. Isolasi mikroba berarti memisahkan satu jenis mikroba dari biakan campuran menjadi satu biakan murni (populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk) Penelitian yang layak mengenai mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik untuk memisahkan populasi campuran yang rumit ini, atau yang biasanya dikenal dengan istilah biakan campuran, menjadi spesies yang berbeda- beda yang dikenal dengan istilah biakan murni, dengan kata lain terdiri dari beberapa jenis mikroorganisme atau belum murni. Biakan murni ini terdiri dari satu populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk (Hans, 1996)
Teknik isolasi mikroba adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba diluar dari lingkungan alamiahnya. Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, substrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, jamur, kapang dll. Populasi mikroba di lingkungan sangan beranekaragam sehingga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk mengisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang telah resistem terhadap suatu antibiotik.atau untuk mengetahui mikroba yang dipakai untuk bioremediasi holokarbon (Ani,2002).

Ø  Teknik Pemindahan Biakan
Tujuan dari pemindahan biakan untuk menguasai teknik pemindahan biakan bakteri dari satu wadah ke wadah lain, secara aseptik sehingga hanya biakan murni yang diharapkan yang tumbuh. Hal ini sangat penting dalam tahap awal pekerjaan isolasi mikroba terutama yang berasal dari stok kultur ( bukan dari substrat). Kegagalan dalam hal pemindahan biakan dapatmenyebab kankontaminasi dari pertumbuhan mikroba yang tidak diharapkan.
Pemindahan bakteri dari medium lama kemedium baru memerlukan banyak ketelitian. Terlebih dahulu kita harus mengusahakan agar semua alat-alat yang kan digunakan untuk mengerjakan medium dan pengerjaan inokulasi benar-benar steril. Hal ini untuk menghindari kontaminasi yaitu masuknya mikroba lain yang tidak diinginkan sehingga biakkan yang tumbuh di dalam medium adalah benar-benar biakan murni (Dwiyana, 2012).
Ø  Teknik Pertumbuhan Mikroorganisme
1.      Teknik Piringan Goresan (Streak plate method)
Medium agar dicairkan, didinginkan pada suhu 45  C, dituang ke dalam cawan petri steril (cawan gelas dengan garis tengag tiga inci) dan dibiarkan sampai menjadi padat. Kemudian dengan kawat gelang menginokulasi yang penuh dengan biakan campuran (misalnya specimen ludah atau bahan lain), goresan dilakukan diatas permukaan agar. Ada beberapa metode penggorean yang berbeda, namun kesemua metode bertujuan untuk meletakkan sebagian besar organism pada beberapa goresan pertama. Apabila sebaran dilakukan dengan menggerakkan kawat gelang kian kemari dari satu bagian ke bagian lain. Cawan petri, bakteri yang tertinggal pada kawat gelang semakin berkurang. Jika dilakukan secara sempurna, goresan akhir akan meninggalkan bakteri individual cukup terpisah satu sama lain, sehingga setelah mengalami pertumbuhan, koloni yang berasal dari bakteri individual akan benar-benar terpisah satu sama lain. Kemudian koloni tunggal dapat ditinggalkan kemedium steril, dan akan tumbuhlah biakan murni. (Dwiyana, 2011)
2.   Metode Tuang (pour-plate method)
Terdiri atas penginokulasian biakan campuran kedalam tabung uji yang mengandung agar mencair yang telah didinginkan pada suhu 450c. isinya diaduk untuk memencarkan bakteri keseluruh medium. Campuran itu kemudian ditungkan kedalam cawan petri steril dan dibiarkan padat pertumbuhan koloni terjadi baik dalam medium tujuan pada kedua proses ialah untuk memisahkan bakteri satu sama lain sehingga sel-sel itu akan tumbuh menjadi koloni-koloni yang terpisah didalam medium yang padat.
 Kemudian dapat diambil sel-sel dari satu koloni untuk mendapatkan biakan murni. Dalam praktek, sering piringan kedua digores kembali dengan organism yang berasal dari koloni yang diidolasi untuk menjamin bahwa hasil yang diperoleh adalah biakan murni (Dwiyana, 2011).
3.      Teknik Sebar (spread plate)
Teknik isolasi dan mikroba dengan cara menyebarkan mikroba pada permukaan media yang akan digunakan (Trianda, 2011).
4.      Teknik Pengenceran (dilution method)
Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam spesies diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian di ambil kira- kira 1 mL untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 mL untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam mdium tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini dapat kita jadikan piaraan murni. Jika kita belum yakin, Bahwa koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel (Trianda, 2011)
5. Teknik Micromanipulator
Mengambil satu bakteri dengan mikropipet yang ditempatkan dalam mikro manupulator, kemudian ditempatkan dalam mikromanupulator. Kemudian ditempatkan dalam medium encer untuk dibiakkan ( Trianda, 2011).

III.    ALAT dan BAHAN
A.     Alat
1.      Masker
2.      Sarung tangan
3.      Bunsen
4.      Jarum ose
5.      Tabung reaksi
6.      Rak tabung reaksi
7.      Korek api
8.      Kapas
9.      Semprotan alkohol
10.  Balon pengisap
11.  Pipet volume
12.  Cawan petri
13.  Erlemeyer
14.  Inkubator
B.     Bahan
1.      Alkohol
2.      Susu
3.      Frutang
4.      Kopi cap
5.      Ale-ale





IV. CARA KERJA
1.      Metode Pour Plate
Masukkan 1 ml sampel cair
                       
Tuang dalam cawan petri

                         Agar tabung cair
                                                                                    
                                Putar membentuk anggka 8 sebanyak 5 kali

                  Tunggu sampai padat

                            Inkubasi pada suhu 37  C selama 2 × 24 jam

2.      Metode Gores Na Miring
Ambil 1 ose sampel cair

                             Gores pada media agar miring

                          Inkubasi 2 ×24 jam

3.      Metode Gores Na Cawan/ steak plate
Ambul  1 ose sampel cair

                             Gores pada media agar cawan

                        Inkubasi 2 ×24 jam





4.       Metode Tusuk (Na Tegak)
Ambil 1 ose sampel cair

                               Tusukan jarum ke media Na tegak

                       Inkubasi 2 ×24 jam
V.    HASIL
·      Pada Na Tegak ditemukan
a.       Beaded
·      Pada Na Miring tidak ditemukan
      
·      Pada pour plate ditemukan
Bentuk
Elavasi
Permukaan
Margin
Celuler
Raised
Halus mengkilap
Entire
Irregular
Raised
Berkerut
Lobate
          
·      Pada streak plate
Bentuk
Elavasi
Permukaan
Margin
Celuler
Flat
Halus mengkilap
entire
   





VI. PEMBAHASAN
Percobaan kali ini membahas tentang cara-cara atau teknik yang biasa digunakan dalam mengisolasi mikroba dari habitat alaminya. Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba di luar lingkungan alamiahnya. Pemisahan mikroorganisme dari lingkungannya ini bertujuan untuk memperoleh biakan bakteri yang sudah tidak bercampur lagi dengan bakteri lainnya atau yang disebut biakan murni. Di kehidupan normalnya atau di habitat alamiahnya mikroba sulit ditemukan dalam bentuk koloni sendiri. Mikroba ini pasti ditemukan dalam bentuk koloni yang hidup bersama-sama dengan koloni mikroba yang lainnya. Oleh karena itu, pengisolasian ini dilakukan.
A.     Metode Na Tegak dan Na Miring
Medium NA berdasarkan konsistensinya merupakan medium yang berbentuk padat (solid medium), karena dapat dipadatkan dengan adanya agar, yang dibuat miring atau tegak. Berdasarkan susunan kimianya, medium ini merupakan medium organik non-sintetik karena disusun dari bahan-bahan organik dan susunan kimianya belum ditentukan secara pasti.
Medium NA berfungsi untuk menumbuhkan mikroba atau bakteri pada permukaan sehingga mudah diisolasi dan diidentifikasi. Medium ini dapat dibuat dalam 2 jenis, yaitu NA miring dan NA tegak. NA miring digunakan untuk membiakkan mikroba sedangkan NA tegak digunakan untuk menstimulir pertumbuhan bakteri dalam kondisi kekurangan oksigen. NA digolongkan pula medium umum sebab dapat digunakan untuk menumbuhkan beberapa jenis bakteri. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatannya adalah:
-  Pepton, sebagai sumber utama nitrogen dan protein bagi mikroba.
- Beef ekstrak, sebagai sumber makanan, sumber karbon organik, nitrogen,    vitamin, dan garam mineral sebagai tempat pertumbuhan mikroba.
-  Agar, berfungsi sebagai pemadat medium.
-  Akuades, sebagai bahan pelarut dan untuk menghomogenkan larutan.





1.    Metode Na agar tegak dan agar miring

     Pada percobaan ini digunakan Na tegak dengan menggunakan sampel kopi. Setelah dilakukan pengerjaan dan di inkubasi selama 2 x 24 jam, pertumbuhan bakteri pada Na tegak berbentuk beaded.

2.      Metode Na Miring

      Pada percobaan ini digunakan Na miring  dengan menggunakan sampel kopi. Setelah dilakukan pengerjaan dan di inkubasi selama 2 x 24 jam, pertumbuhan bakteri pada Na miring tidak ditemukan.

B.     Metode Puor Plate  dan Steak Plate
Metode pour plate, metode ini dilakukan dengan mengencerkan koloni bakteri lalu dituangkan kedalam cawan petri baru dtuangkan pula medium agar yang masih cair. Teknik ini akan menyebabkan mudah timbulnya spreader yaitu koloni yang berbeda saling menumpuk. Hal ini bisa dihindari dengan membuat koloni tersebut lebih encer lagi, sehingga pada saat dituang koloni yang ada hanya sedikit dan kemungkinan ada spreadpun dapat dikurangi. Kekurangan yang lain dari metode ini adalah kontaminan sulit dibedakan karena semuanya dituang secara homogeny. Hal ini dapat dihindari dengan selalu bekerja dengan teknik aseptis. Kelebihan dari metode pour plate adalah tekniknya mudah dilakukan. Dan, karena sampel dikocok homogen maka bakteri aerob maupun anaerob dimungkinkan dapat hidup.
Metode gores atau streak plate menggunakan loop ose dan menggoreskannya ke permukaan medium agar dengan pola tertentu dengan harapan pada ujung goresan, hanya sel-sel bakteri tunggal yang terlepas dari ose dan menempel ke medium. Sel-sel bakteri tunggal ini akan membentuk koloni tunggal yang kemudian dapat dipindahkan ke medium selanjutnya agar didapatkan biakan murni.
3.      Metode Pour Plate

      Pada percobaan ini digunakan Metode Pour Plate dengan menggunakan sampel kopi. Setelah dilakukan pengerjaan dan di inkubasi selama 2 x 24 jam, pertumbuhan bakteri pada Metode Pour Plate berbentuk Ceculer, elavasinya Raised, permukaannya halus mengkilap, marginsnya Entire dan berbentuk Iregular, elavasinya Raised, permukaanya, berkerut, marginsya lobate.


4.       Metode Streak Plate
Pada percobaan ini digunakan Metode streak Plate dengan menggunakan sampel kopi. Setelah dilakukan pengerjaan dan di inkubasi selama 2 x 24 jam, pertumbuhan bakteri pada Metode Streak Plate berbentuk Ceculer, elavasinya Flat, permukaannya halus mengkilap, marginsnya Entire.

VII.           KESIMPULAN
o   Pada Na Tegak ditemukan
Beaded

o   Pada Na Miring tidak ditemukan

o   Pada Pour Plate ditemukan
Bentuk
Cecular
Irregular
Elavasi
Raised
Raised
Permukaan
Halus mengkilap
Berkerut
Margin
Entire
Lobate

o   Pada Streak Plate
Bentuk
Cecular
Elavasi
Flat
Permukaan
Halus mengkilap
Margin
Entire








DAFTAR PUTAKA

Ani Murniati, 2002. Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi.Bogor: IPB Press.
Barazandeh, N. 2008. Microbiology Titles. Jerman. Springer-Verlag Berlin Heidelberg   Media , pp 9-11
Dwyana Z,. Abdullah. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Universitas Hasanuddin. Makassar
Dwyana Z,. Nurhaedar. 2011. Mikroobiologi Dasar. Universitas Hasanuddin. Makassar
Gaman, P.M. dan Shernington, K.B. 1994. Ilmu Pangan dan Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi dan Mikrobiologi. Jakarta : UGM-Press
Prescott, L. M, J. P. Harley, dan D. A. Klein. 2008. Microbiology. 7th Ed. McGraw-Hill Book Company Inc. USA, p: 113-116
Pelczar, M.J dan E.C.S Chan, 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Terjemahan R.S.
Hadioetomo dkk. UI Press. Jakarta, hal. 68.
Schagel, Hans G. 1996. Mikrobiologi Umum. Jogja : gajah mada
Trianda. 2011. Inokulasi Mikroba Mkrobiologi.  www.Trianda.herisonsurbakti.com.   Diakses pada tanggal 22 Maret 2013. Campalagian
Volk, Wesley A. Dan Margaret F. Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar. Erlangga.
Jakarta.
Waluyo, L. 2007. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang, p: 61-67.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar